Sebelum mobile banking, publik sudah lebih dulu akrab dengan teknologi yang dikenal dengan sebutan internet banking.
Saat muncul pertama kali, internet banking langsung dihadang dengan isu security. Maklum, dalam dunia teknologi informasi, lalu lintas uang selalu jadi target para cracker dan hacker. Banyak transaksi perbankan kandas di tengah jalan. Buntutnya, mobile banking pun ikut kena getahnya.
Banyak pakar teknologi informasi menilai, aplikasi internet banking dan mobile banking membutuhkan tingkat keamanan yang sangat tinggi. Oleh karena itu, mobile banking membutuhkan sebuah SIM Card khusus untuk melakukan enkripsi. SIM Card, merupakan komputer mini yang memiliki prosesor dan memori. Kita dapat menanam sebuah program mini didalamnya. Model seperti ini, pada perkembangannya sering disebut SIM Toolkit.
Selain memiliki kemampuan enkripsi, SIM Toolkit bisa memunculkan micro browser pada ponsel. Micro browser muncul dalam bentuk menu pada ponsel bersangkutan sehingga memudahkan pengguna memanfaatkan atau request layanan.
Saat user memilih salah satu menu, SIM Card memproses pilihan itu. Jika diperlukan, ia akan mengirim pesan SMS pada server. Pesan SMS yang dikirim ini bisa dalam bentuk plain, encoded, atau encrypted. Inilah yang membuat SIM Toolkit berkesan jago.
Di sisi lain, produk teknologi ini juga memiliki kelemahan. Karena ukuran program yang disesuaikan dengan SIM Card, tidak semua ponsel dapat menjalankan SIM Toolkit. Di luar itu, kita juga tidak bisa membuat aplikasi SIM Toolkit tanpa kerjasama dengan operator seluler. Maklum, SIM Card yang kita masukkan dalam program tidak dapat bekerja pada sebuah jaringan seluler tanpa diaktifkan oleh operator yang bersangkutan.
Ada penilaian, inilah kelemahan mobile banking. Tergantungnya nasabah pada operator sebagai yang pengontrol sistem penyandian atau enkripsi membuat banyak orang merasa gerah.
Sebagai contoh, karena m-BCA hanya bisa dimanfaatkan dengan ponsel yang memiliki SIM card pro-XL, maka nasabah yang menggunakan SIM card Telkomsel akan dihadapkan pada dua pilihan. Harus mengganti SIM card-nya dengan pro-XL, atau tak mengganti SIM card dan tidak memanfaatkan m-BCA.
Apa boleh buat, kemampuan SIM Toolkit ini nyaris tak bisa diganggu gugat. Karena itu, banyak bank memilih untuk tetap percaya pada SIM Toolkit. Kerja sama Telkomsel dan HSBC adalah bukti konkret. Bahkan beberapa waktu lalu, HSBC memprediksi, 25 persen dari 40.000 nasabah yang ia miliki akan menggunakan fasilitas mobile banking. Optimisme yang sama juga menghiasi kerjasama Telkomsel dengan Bank Panin dan Bank Buana.
Transaksi Puluhan Juta di Ujung Jempol (2)
Sunday, December 16, 2007 |
Posted by
.
|
Labels: E-LIFESTYLE
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment